erek kepala desa

2024-10-07 01:24:50  Source:erek kepala desa   

erek kepala desa,nobar bola live,erek kepala desa

JPNN.com » Politik » Romo Magnis Sebut Reformasi Berhasil Menyatukan Keragaman, tetapi Ada Kegagalan

Romo Magnis Sebut Reformasi Berhasil Menyatukan Keragaman, tetapi Ada Kegagalan

Rabu, 19 Juni 2024 – 17:03 WIB Romo Magnis Sebut Reformasi Berhasil Menyatukan Keragaman, tetapi Ada KegagalanFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comFilsuf sekaligus rohaniwan Frans Magnis Suseno (kiri) saat diskusi Hukum Sebagai Senjata Politik di Jakarta, Rabu (19/6). Foto: Kenny Kurnia Putra/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Filsuf sekaligus rohaniwan Franz Magnis Suseno menyatakan reformasi Indonesia berhasil menyatukan keragaman dan berbagai pandangan yang ada kala itu.

Namun, sejak masa orde baru hingga pascareformasi, Indonesia masih dinilai gagal dalam memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang sedari dulu menjadi akar masalah.

Menurutnya, rakyat sulit keluar dari jeratan kemiskinan karena para pemangku kebijakan tidak memikirkan nasib mereka, tetapi mementingkan diri dan kelompoknya masing-masing. 

Baca Juga:
  • Romo Magnis Ajak Masyarakat Tak Memilih Pemimpin yang Menodai Etika

"Melalui masa gelap, segala macam masalah. Kita berhasil mengatasi. Namun yang tidak berhasil itu kita membuat nyata tuntutan mahasiswa berantas KKN, yaitu korupsi, kolusi, dan nepotisme. Itu sesuatu yang gagal," ujar Romo Magnis dalam diskusi Hukum Sebagai Senjata Politik di Jakarta, Rabu (19/6).

Dia menegaskan bahwa KKN masih terus menjadi pekerjaan rumah untuk Indonesia yang hingga kini belum terselesaikan.

"Negara masih saja menjadi korup. Terus korupsi itu masuk, semakin nyata ketidakadilan. Itu akan masuk juga. Kita tidak bisa membangun suatu negara yang aman kalau tidak ada adil," lanjutnya.

Baca Juga:
  • Kisah SN Bikin Laporan Palsu Begal Gegara Takut Dimarahi Istri, Pemicunya, Alamak

Tak hanya itu, dia juga prihatin dengan cara berpolitik di Indonesia saat ini yang makin hari semakin jauh dari semangat reformasi. 

Dia menjelaskan saat ini tidak ada partai yang beroposisi dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang tidak mewakili rakyatnya, semakin membuat rakyat Indonesia sulit.

Read more