suzuyatogel

2024-10-08 18:21:56  Source:suzuyatogel   

suzuyatogel,klasemen la liga 2023/24,suzuyatogel

JPNN.com » Internasional » Eropa » Putin Akui Rusia Ingin Mengintervensi Krisis di Belarusia

Putin Akui Rusia Ingin Mengintervensi Krisis di Belarusia

Jumat, 28 Agustus 2020 – 23:59 WIB Putin Akui Rusia Ingin Mengintervensi Krisis di BelarusiaFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comVladimir Putin. Foto; AFP

jpnn.com, MOSKOW - Rusia siap melakukan intervensi jika situasi di Belarus tidak terkendali, meskipun hanya sebagai upaya terakhir, demikian disampaikan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (27/8).

"Kami mengambil langkah berdasarkan asumsi bahwa semua permasalahan yang terjadi saat ini di Belarus akan diselesaikan secara damai," ujar Putin dalam sebuah wawancara yang disiarkan melalui televisi.

Dia mengatakan dalam kerangka Union State dan Pakta Pertahanan Keamanan Kolektif, Rusia dapat membantu Belarus dalam melindungi kedaulatan, perbatasan nasional, serta stabilitasnya.

Baca Juga:
  • Sejumlah Bule Rusia Ikut Upacara HUT RI di Moskow

Putin teringat percakapan telepon baru-baru ini dengan Presiden Belarus Alexander Lukashenko, yang memintanya untuk membentuk "cadangan petugas penegak hukum khusus," dan Putin mengatakan dia telah melakukannya.

Namun, kedua pemimpin negara tersebut sepakat bahwa pasukan cadangan itu tidak akan dikerahkan kecuali situasi berkembang menjadi tidak terkendali dan para ekstremis "yang bersembunyi di balik slogan politik melanggar batasan-batasan tertentu," ujar Putin.

Menurutnya, Belarus mungkin merupakan negara yang paling dekat dengan Rusia secara etnis, bahasa, budaya dan spiritual.

Baca Juga:
  • Austria Bongkar Operasi Klandestin Rusia, Satu Diplomat Jadi Korban
  • Bela Republik Islam Iran, Rusia Anggap Amerika Biang Kerok

"Oleh karena itu, tentu saja, kami peduli dengan apa yang terjadi di sana. Tetapi pada dasarnya, ini merupakan urusan (internal) rakyat Belarus," kata Putin.

Belarus dilanda aksi unjuk rasa besar setelah petahana Presiden Alexander Lukashenko memenangi masa jabatan keenam dalam pemilu yang digelar pada 9 Agustus lalu, dengan pihak oposisi menolak untuk mengakui hasil tersebut.(xinhua/ant/dil/jpnn)

Read more